batik tulis jogja

batik tulis jogja

batik tulis jogja

Monday, July 14, 2014

MOTIF-MOTIF BATIK TULIS JOGJA KLASIK


Berikut ini adalah macam-macam motif batik tulis Jogja (juga Solo) klasik yang merupakan warisan kebudayaan Kerajaan Mataram yang pada saat ini telah diakui sebagai warisan kebudayaan Indonesia bahkan dunia. Pengakuan yang sangat membanggakan bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai warga negara Indonesia sudah sepantasnya mengenali dan melestarikan batik sebagai salah satu identitas bangsa Indonesia.

1. Motif batik tulis Wahyu Temurun



Motif batik Wahyu Temurun merupakan motif batik tulis Jogja klasik yang memiliki motif yang sangat indah. Dalam motif ini terdapat mahkota terbang dengan sepasang burung yang saling berhadapan. Mahkota biasa ditambah atau divariasi dengan motif bunga, tumbuh-tumbuhan yang sedang bersemi (motif semen), atau motif bunga yang bersebaran (truntum).

Motif batik tulis wahyu temurun telah ada sejak abad ke-14 di wilayah Jogja dan sekitarnya. Motif tambahannya-pun semakin bervariasi. Semula burung yang sering digunakan adalah merak, yang merupakan simbol lokal Jogja, berkembang menjadi burung phoenix di Solo yang merupakan pengaruh kebudayaan Cina.

Secara etimologi (arti kata), motif batik Wahyu Temurun berarti turunnya berkah. Mahkota yang terdapat dalam motif ini menggambarkan kemuliaan. Pemakai motif ini diharapkan mendapatkan berkah, rahmat, anugerah dan kemuliaan yang berlimpah dari Tuhan baik dalam mencapai cita-cita, kedudukan maupun pangkat.

Sedangkan dalam pernikahan, motif ini mempunyai makna pengantin mendapatkan berkah secara lahir batin dalam kehidupan berkeluarga sehingga keluarga pengantin selalu harmonis dan langgeng selama-lamanya. Motif batik jogja ini menjadi salah satu motif batik yang sering dipakai dalam upacara pernikahan adat Jawa, terutama dalam prosesi panggih temanten (acara kedua pengantin ditemukan pada adat pernikahan Jawa).
 
Proses pembuatan batik tulis motif wahyu temurun membutuhkan waktu relatif lama, yaitu berkisar antara 2-3 bulan. Bahkan pada jaman dahulu, para pembatik, pada umumnya para wanita, harus mempunyai persiapan khusus sebelum membuat sebuah kain batik. Para pembatik harus rela berpuasa selama 40 hari sebelum memulai proses membatik. Hal inilah yang membuat batik tulis klasik menjadi produk budaya yang mempunyai makna dan nilai yang mendalam. Dalam setiap pola batik tulis klasik terdapat doa kepada Sang Pencipta untuk para pemakainya.

Dalam era modern sekarang ini, motif batik klasik wahyu temurun, yang dahulu hanya dipakai sebagai jaritan (jarik), telah lazim digunakan sebagai kemeja pria, rok, jas maupun jenis pakaian dan asesoris lainnya. Namun, saat menjahit, sangatlah penting untuk diperhatikan posisi motif mahkota dan burung harus menghadap atas, jangan sampai terbalik (mengghadap bawah). Apabila dikenakan secara terbalik tentunya maknanya
menjadi tidak sama lagi.

2. Motif batik tulis Sidoasih



Motif ini merupakan motif favorit bagi para calon pengantin. Mengingat makna dan filosofi yang terkandung didalamnya sangat baik.

Motif sidoasih merupakan salah satu motif kraton. Secara etimologi sidoasih dapat diartikan kasih sayang secara terus-menerus. Sehingga diharapkan pengantin saling mengasihi sampai akhir hayat mereka.

Motif batik tulis sidoasih sangat lazim dikenakan dalam acara pernikahan, terutama dipakai pada malam pengantin. Diharapkan dengan doa yang terkandung didalamnya, kedua pengantin menjalani hidup baru mereka dengan penuh kasih sayang yang abadi.


Bahkan pasangan Dian Sastro Wardoyo dan Indraguna Sutoyo juga mengenakan jaritan dengan motif batik tulis sidoasih dalam acara pernikahan mereka. Tentunya dengan harapan mereka akan saling mengasihi dan pernikahan mereka menjadi abadi.



Motif-motif batik tulis Jogja klasik yang lain:

5. motif prabu kusumo                                                             
19. motif semen romo
20. motif parang
21. motif kawung
22. motif grompol
 
Penulis: Nanang Setiadi
GALERI BATIK KUSUMO GIRILOYO IMOGIRI BANTUL

Friday, January 17, 2014

Batik Tulis Jogja - Lilin Malam



Bahan Batik Tulis Jogja: Lilin Malam


Dalam proses pembuatan batik tulis jogja maupun batik cap, lilin batik atau yang sering disebut lilin malam adalah bahan yang mempunyai peran yang sangat penting. Lilin malam berfungsi untuk menutup pola sehingga pola tersebut tidak akan terkena warna lain pada proses pewarnaan kain dan tetap akan berwarna putih pada akhir proses membatik. Alat yang digunakan untuk menempelkan lilin malam pada kain adalah canting.

Lilin batik juga berfungsi untuk menutup warna pertama pada kain batik tulis apabila ada perwarnaan berikutnya. Misalnya pewarnaan pertama adalah warna sogan (coklat - biasanya warna pertama adalah warna-warna yang cerah). Setelah seluruh kain dicelupkan pada warna coklat beberapa kali sampai warna coklat yang dikehendaki didapatkan maka kain diangin-anginkan sampai kering. Apabila kain batik hendak diwarnai dengan warna kedua, misalnya hitam (pewarnaan kedua biasanya lebih gelap), maka seluruh kain yang dikehendaki untuk berwarna coklat ditutup dengan lilin malam. Proses ini disebut memblok. Setelah selesai diblok, maka tersisa beberapa bidang kain yang tidak ditutup lilin malam. Kain batik siap dicelupkan pada warna hitam beberapa kali sampai warna hitam yang dikehendaki diperoleh. Kemudian kain diangin-angin kembali sampai kering. Setelah semua warna yang dikehendaki telah diperoleh, maka kain direbus dalam air medidih untuk menghilangkan semua lilin batik. Setelah dikeringkan maka akan diperoleh hasil karya yang sangat indah yang disebut sebagai batik tulis jogja.

Bahan Baku Lilin Malam


Lilin malam terbuat dari beberapa bahan baku. Diantaranya adalah gondorukem (hasil olahan dari getah pohon pinus), damar (termasuk damar mata kucing), parafin (lilin yang berwarna putih/kuning), microwax (lilin tawon sintetis), lemak binatang (kendal, gajih), minyak kelapa, lilin lanceng (hasil dari binatang lanceng-sejenis tawon), dan lilin tawon.

Jenis-Jenis Lilin Batik


1.      Lilin Malam Klowong

Lilin malam jenis ini digunakan untuk membuat ornamen (hiasan pokok batik) yang pada batik tulis jogja hiasan tersebut dilakukan bolak-balik (pada kedua sisi kain batik tulis). Lilin jenis ini cocok digunakan untuk membuat pola bolak-balik pada kain karena lilin malam jenis ini mampu menembus kain sehingga ketika pengrajin membuat pola pada satu sisi kain batik maka pola tersebut akan tembus sampai belakang. Hal tersebut akan memudahkan pengrajin batik tulis jogja untuk membuat pola yang serupa pada sisi kain yang lain menggunakan lilin malam.

2.      Lilin Malam Tembokan

Sesuai namanya, lilin malam jenis ini digunakan untuk memblok bagian kain agar warnanya tertutup (biasanya untuk warna putih) sehingga ketika dalam proses pewarnaan berikutnya, warna yang ditutupi tidak tercampur dengan warna yang lain. Lilin malam jenis ini cocok untuk memblok karena mempunyai sifat melekat kuat dan tidak mudah pecah, tetapi mudah untuk dihilangkan (dengan cara direbus).

3.      Lilin Malam Biron

Lilin malam jenis ini juga digunakan untuk menutup atau memblok bagian kain setelah diberi warna pertama. Lilin malam jenis ini biasanya digunakan untuk menutup warna biru yang didapatkan pada pencelupan warna yang pertama. Lilin malam jenis ini cocok digunakan kerena mempunyai sifat tidak mudah retak dan mempunyai daya lekat yang kuat. Perbedaan antara lilin malam tembokan dengan biron adalah bahwa lilin malam tembokan lebih tahan terhadap cairan alkali (yang biasa digunakan untuk membersihkan lilin malam pada kain batik) dibandingkan dengan lilin malam jenis biron. Sehingga masing-masing jenis lilin malam mempunyai fungsi tersendiri dalam pembuatan batik tulis jogja sesuai karakteristiknya.

Demikian informasi tentang lilin malam yang digunakan dalam pembuatan batik tulis jogja. Dari proses yang dilakukan dengan cara tradisional dengan penuh kehati-hatian dan kesabaran menghasilkan karya seni yang luar biasa yaitu batik tulis jogja. Semoga bermanfaat. Silahkan tuliskan komentar Anda di bawah ini.
Terima kasih